Gambar
Mental blocking atau revolusi mental?
Masyarakat Indonesia sepertinya terlalu banyak berfikir mental bloking dan tidak berfikir bagaimana merevolusikan mentalnya. Kebanyakan selalu memandang sesuatu itu sangat sulit sehingga menimbulkan pemikiran bahwa itu tidak bisa dilakukan. Dan pada akhirnya mental bloking akan menghambat setiap pikiran maju. Ia akan menghalangi segala macam tindakan kita menuju kesuksesan apapun impiannya.
Apa itu mental blocking?
Untuk menjelaskannya saya akan melukiskannya dalam cerita.
Ada seorang anak remaja yang sebentar lagi menghadapi ujian akhir nasional, ia tidak punya biaya untuk mengikuti Ujian tersebut dan akhirnya dia mengatakan bahwa "saya tidak bisa ujian, saya tidak punya uang". Disini timbul satu buah pikiran yang memblok fakta bahwa meski tidak punya uang dia tetap bisa mengikuti ujian.
Pada saat yang sama, ada anak lain yang ternyata bisa ikut ujian meski keadaannya lebih buruk. Ia melakukan pendekatan yang berbeda, ia meminjam uang kepada tetangganya dan sebagian lagi ia kumpulkan dengan berdagang asongan sepulang sekolah. Akhirnya si anak tetap ikut ujian meski tadinya tidak punya uang sepeserpun.
Anak yang memiliki mental bloking tadi akhirnya terbuka pikirannya, dia mulai berfikir bahwa tidak punya uang bukan alasan untuk tidak ikut ujian. Karena sudah terbukti ada anak lain yang keadaan ekonominya lebih buruk namun tetap bisa ujian. Apakah kita sering seperti ini?. Saya akui saya sering sekali dan tidak pernah ketinggalan. Namun berkat pak Tung, akhirnya pikiran tersebut enyah dari otak saya. Bagaimana prosesnya?. Silahkan simak lagi,
Revolusi mental
Mungkin dua buah kata diatas sudah tidak asing ditelinga anda paska pemilihan presiden beberapa bulan yang lalu. Revolusi mental adalah kata yang tepat untuk masyarakat kita sekarang ini. Jika terlaksana, insyaAllah akan membawa perubahan besar bagi bangsa dan negara. Namun apakah kita perlu menunggu revolusi mental dari pak presiden?. Saya rasa tidak perlu karena kita bisa memulainya dari sekarang dengan cara "selalu fokus solusi".
Fokus Solusi
Jika kita fokus bagaimana mencari solusi atas suatu masalah, maka otak akan memberikan jawaban. Jika kita bertanya pada otak mengapa saya terus diberi masalah?. Mengapa hidup saya seperti ini?. Mengapa saya tidak... saja?. Respon otak adalah membuat kita menjadi lemah dan lesu. Jadi ketika kita merubah fokus kepada solusi maka otak akan berfikir dan membuat kita menjadi cerdas. "oiya ya.. kalau saya tidak bisa kuliah karena biaya, saya akan cari orang kuliahan yang bisa kuliah tanpa biaya". "Saya akan mencontoh dia bagaimana cara dia bisa kuliah tanpa biaya sehingga saya juga bisa tetap kuliah meski tidak punya biaya".
Jadi mulai sekarang revolusikan mental kita dengan selalu fokus solusi.
Dulu sekali ada anggapan bahwa orang yang cacat, tidak punya tangan dan kaki, orangnya masih muda namun karena suatu penyakit akhirnya ia harus menjalani amputasi. Orang akan beranggapan bahwa "Mana mungkin orang cacat bisa berenang dilautan?". Namun anggapan itu dipatahkan si Gadis tersebut. Ia terus berlatih berenang dengan pelatihnya. Ia bertekad akan berenang dari tengah selat sampai dermaga tanpa bantuan siapapun dan akhirnya dia bisa. Lalu anggapan orang yang bermental bloking tadi bagaimana?. Itu hanya buah pemikiran orang yang selalu pesimis. Setelah terbukti bawha gadis tadi bisa, mental blocking tersingkir dari pikiranya.
Jadi, sekarang tancapkan dalam hati, "Man jadda wa jadda!". Kalau saya sungguh-sungguh! Pasti berhasil!
Semua masalah ada solusinya, fokus solusi dan berubahlah.
Renungan dari TDW Show.
Post a Comment
4 Comments
Kurang lebih mental blocking itu menghalalkan segala cara untuk sesuatu yang ingin di capai ya mas.
ReplyDeleteHmm ya tidak juga sih.. apa yang saya bicarakan adalah mengapa kita selalu berkata "tidak bisa", "mana mungkin bisa membuat 1000 artikel dalam 1 bulan?" Kurang lebih demikian.. Mungkin yang mas Rahman maksud itu lebih kesisi religi ya?. "black mental".. cara apapun halal yang penting sukses. Kalau yang itu kita harus say NO!.
DeleteSetelah saya baca dan resapi ternyata saya lebih suka mental blocking gan dari pada revolusi mental :)
ReplyDeleteYup bener banget itu.. rata2 kita masih seperti itu. Ketika melihat dinding tinggi besar sebagai penghalang, otak bawah sadar kita berbicara "saya tidak bisa". Sekarang mah saya harus hilangkan itu semua.. Makasih kunjungannya.
DeleteBerkomentarlah yang baik dan sopan.
Jangan berkomentar diluar dari Topik (OOT)
Diharap untuk tidak menempelkan link dalam bentuk apapun.
Komentar dengan link akif maupun non-aktif tidak akan ditampilkan.
Terimakasih.