kesehatan
Meninggal karena keseringan makan mie instant
Salam sehat!
Sahabat, ini adalah kisah nyata dari kakak teman kerja saya. Saya tidak bermaksud membongkar aib atau apapun dari teman saya ini namun saya kira ini bisa menjadi pengetahuan yang tak ternilai bagi kita semua.
Irit berlebihan
Apa yang beliau alami sama seperti halnya saya saat ini. Bedanya, dia kuliah sementara saya bekerja. Dia masih harus dijatah oleh ibunya, sementara saya sudah memiliki penghasilan tetap. Namun demikian saya tetap melakukan beberapa hal yang dia lakukan, salah satunya adalah irit. Maklumlah.. biaya kuliah tidaklah murah, belum lagi biaya kost, makan, dan sebagainya. Sekarang ini, apapun serba mahal "kencing aja bayar!". Yah inilah kenyataanya, bahkan dari hal paling kecil ini saja kita sudah harus bayar. Semua hal diatas akhirnya menuntut pikiran kami agar bisa hidup irit.
Hanya mie pilihannya
Mie, mie, dan mie. Tak ada pilihan. Dengan uang yang pas-pasan yang hanya cukup untuk mengganjal perut ini tidak ada pilihan lain selain mie. Ya, hanya sekedar mengganjal perut. Sehari, dua hari, tiga hari, seminggu, sebulan, setahun. Dia melaluinya dengan mie yang menjadi menu utamanya. Pahit sekali rasanya, lidah rasanya sudah mual dengan pedasnya bumbu mie yang mau tak mau harus dikunyah. Bibir juga kering karena lemak yang tidak mudah hilang meski disiram air berkali-kali. Tak apa.. mungkin ini hanya satu dua tahun, dan setelahnya bisa wisuda dan bekerja.
Ketika sakit menguji
Entah kapan tepatnya, akhirnya kakak teman saya ini harus dioperasi. Proses operasinya tidak hanya satu kali. Tiga kali dia menjalani operasi usus buntu. Pilihan terakhirnya adalah pemotongan usus buntu. Setelah operasi pun, dia harus menginap dirumah sakit dengan selang khusus untuk pengganti usus besar. Setelah beberapa hari dirumah sakit dengan kondisi tidak sadarkan diri, akhirnya ia berpulang ke rahmatullaah. Semoga segala amal ibadahnya diterima. Amiin
Saya tidak ingin mengalami hal yang sama!. Sehingga mulai saat ini, saya mengubah pola pikir "irit". Saya memang tidak seirit beliau, setidaknya saya punya suplemen yang akan menjaga usus saya dari kerusakan. Setidaknya saya juga meminum yoghurt seminggu sekali agar bakteri baik dalam usus tetap hidup dan berkembang biak. Dan mulai saat ini juga saya memulai hidup sehat.. makan makanan bergizi walau tak punya rejeki. Masih ada pilihan, "ngutang lebih baik!" hehe.
Post a Comment
0 Comments
Berkomentarlah yang baik dan sopan.
Jangan berkomentar diluar dari Topik (OOT)
Diharap untuk tidak menempelkan link dalam bentuk apapun.
Komentar dengan link akif maupun non-aktif tidak akan ditampilkan.
Terimakasih.