Renungan
Anda tahu, tapi anda diam saja. Ceramah Jum'at
Inget ceramah jum'at episode haji beberapa waktu lalu, rasanya membuat saya ingin menuliskannya di blog sederhana ini. Kurang lebih begini pokok ceramahnya..
Ada seorang hamba Allah yang ingin naik Haji karena memiliki rejeki untuk melaksanakannya. Tapi ia tidak melaksanakannya karena disaat istrinya hamil dan ngidam, ia mencium bau daging yang lezat dari tetangganya. Lalu karena ia menginginkan daging tersebut, ia meminta suaminya untuk mengunjungi rumah tetangganya dan meminta sedikit dari daging yang harum tersebut.
"Wahai ibu, bolehkah saya minta sedikit daging yang engkau masak tersebut, sesungguhnya istri saya sedang hamil dan ia mencium bau masakan ibu yang lezat ini".
"Maaf tuan, makanan ini halal untuk saya, tapi haram untuk tuan."
"Mengapa begitu bu?".
"Sesungguhnya daging yang saya masak ini adalah bangkai. Yang bila saya tidak memakannya, maka saya dan anak-anak saya akan kelaparan."
Karena terenyuh, akhirnya hamba Allah ini bergegas kerumahnya dan mengambilkan untuk ibu tersebut harta yang akan dipakainya untuk berhaji. Ia pun batal berhaji. Tapi, di mata Allah SWT, orang ini sudah melaksanakan ibadah Haji, dan hajinya diterima.
Pak khotib kemudian melanjutkan, kurang lebih begini..
"inilah saudara, bahwa sesungguhnya bahwa banyak dari kita yang ia tahu bahwa saudaranya haus, sedang ia punya air yang melimpah tapi ia tidak memberikannya kepada saudaranya itu. Bahwa banyak dari kita yang tahu bahwa saudaranya kelaparan, sedang ia makan dengan kenyang tapi ia tidak mau membagi sedikit makanan tesebut buat sauadaranya".
Jika boleh saya meneruskan, maka kalimatnya jadi panjang " Anda tahu air yang diminum teman anda itu ga enak,dan anda tega membiarkannya meminum air tersebut. Anda tahu mereka kehausan, anda diam saja, bahkan anda melarang mereka untuk meminum air yang anda minum".
Jika boleh manambahkan, "Mereka akhirnya berusaha untuk mencari sumber air yang lain, tapi ternyata nasib menghantarkan mereka kepada air yang tidak lebih baik dari yang ia minum, sungguh kasihan nasib mereka, dan anda tahu itu, tapi anda diam saja. Anda melihat dengan mata sendiri, teman anda makan nasi berlaukan garam, anda melihatnya, dan anda diam saja."
Pesan ini mengajarkan kepada kita bahwa hendaknya sebagai manusia, kita lebih punya rasa belas kasih. Rasa peduli terhadap kesulitan orang lain. Walaupun sejatinya, kita juga punya kebutuhan yang sama. Jangan sampai gara-gara sikap kita yang demikian, nantinya segala urusan kita diakhirat menjadi dipersulit. Jangan sampai..
Jika kisah tersebut benar terjadi kepada saudaramu, bagaimana sikapmu?.
Jujur, saya pernah menjadi orang yang begitu pelit hingga suatu saat datang seorang anak meminta seribu rupiah untuk membeli minum. Saya tidak tahu dan tidak mau tahu kalau rumahnya jauh. Saya hanya berjalan walau dia meneriaki, dengan setengah memelas mengharap bantuan, "Kak!.. saya haus kak!.. kaak..". Saya menyesal sekali saat ini. Saya tidak tahu mengapa saya bisa melakukan itu. Padahal dulu ketika saya SD, dan saya kehausan serta tidak punya cukup uang untuk membeli segelas air. Teman saya yang melihat bibir saya yang pecah-pecah kemudian dengan ringannya, membelikan saya air jeruk yang segar. Sungguh bahagia rasanya.
Tapi saat itu saya telah menjadi manusia yang pelit. Bahkan saya mengatakan saya begitu kejam. Namun sejak mendengar ceramah tersebut kini saya sadar bahwa ini hanya air. Ini hanya seribu rupiah. Ini hanya perbuatan yang kalau saya lakukan setiap hari pun tidak membuat saya mati saat itu juga. Sebuah perbuatan ringan yang kalau saya lakukan, maka insyaAllah akan meringankan saya di akhirat kelak.
Post a Comment
0 Comments
Berkomentarlah yang baik dan sopan.
Jangan berkomentar diluar dari Topik (OOT)
Diharap untuk tidak menempelkan link dalam bentuk apapun.
Komentar dengan link akif maupun non-aktif tidak akan ditampilkan.
Terimakasih.