Si kotak-kotak di KMGP

Setelah selesai membaca buku karangan kakak kandung Asma Nadia,  Helvy Tiana. Saya langsung ingin mempostingnya diblog ini. Sekedar memberi kisi-kisi dan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Semoga anda nanti juga membacanya. ^^



Gambar baju kotak-kotak

KMGP singkatan dari?

Ketika Mas Gagah Pergi. Pada tahun sebelumnya, namanya masihlah Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Saya menemukan buku tersebut di rak buku, dengan cover seorang wajah Laki-laki yang nampak Islami. Wajahnya diberi effect grid, sehingga nampak seperti kotak-kotak yang disatukan menjadi wajah. Ada awan sore hari dan setengah wajah tersebut terselimuti malam. Saya tidak tertarik sama sekali waktu itu. Bahkan ketika membacanya pun saya tidak tertarik. Baru satu bulan yang lalu buku tersebut dicetak lagi. Dan saya jadi penasaran seperti apa sih dalemanya?. Kok laku? (maapkanlah orang sombong ini ^^). Pertanyaan selanjutnya adalah..

Lalu kenapa diresensi?

Hmm saya salah menduga. Orang bilang, "jangan lihat covernya, tapi lihat isinya!". Sekarang saya mengerti kenapa karya dari kakak Asma Nadia ini benar-benar pantas dikasih seribu jempol. Tidak lebay!. Serius!. Kalau saya boleh pinjem jempol anda semua, saya bakal acungin untuk ibunda Helvy yang sudah membuat novel ini. 

Apa sih isinya?

Hmm itu sangat rahasia. Tetapi mungkin kalau anda bertanya kepada orang lain pasti dikasih jawaban. Sehingga saya pun rasanya percuma jika menyembunyikannya. Jadi isinya adalah tentang seorang anak bernama Gita. Dia adalah adik dari Mas Gagah ini. Gita sangat heran ketika ada perubahan pada kakaknya. Seseorang yang tiba-tiba menjadi Islam tanpa ada yang tahu mengapa. Semua kaget.. Sampai-sampai, si Gita juga ikut berubah karena perubahan kang Mas-nya ini.

Namun karena suatu perkara, akhirnya si Mas Gagah pergi. Dan pada suatu saat nanti  ia kembali, menjelma menjadi sosok laki-laki yang selalu mengenakan kemeja kotak-kotak. Si kotak-kotak inilah yang nantinya menjadi "penyemangat" si Gita dalam menjalankan kehidupan yang "Islami".  

Yang tidak saya mengerti adalah kenapa ceritanya tidak sampe beres?. Benar-benar penasaran saya. Saya kemudian melanjutkan membaca meski ceritanya berbeda. Soalnya cerita lainnya juga bagus sih.. Cerita si Gita tiba-tiba beralih ke cerita seorang ibu yang di kandangkan dengan kejam oleh anaknya ke panti asuhan. Setelah cerita ini berakhir, masih ada certa lainnya tentang perjuangan seorang anak remaja dalam pendidikan islam. Dll

Mana yang  paling disukai?

Diantaranya yang paling saya suka adalah bagian diari seorang remaja. Dia tomboi, dan anak kota banget lah. Ya, dia memang anak orang kaya dan karena suatu perkara ia harus menginap di pondok pesantren. Disinilah letak "seribu jempol"nya. Saya sangat suka bagaimana bunda Helvy menyulap si anak menjadi feminim dalam diari tersebut. Duh keren sekali deh!.

Didalam buku ini semua kandungannya diserap dari Al-Quran dan Hadist. Novel yang sangat Islami. Semuanya mencerminkan kehidupan kita saat ini. Kita yang saat ini sering lupa, akan diingatkan kembali. Kita yang sudah ingat, akan menjadi lebih berani dalam menyampaikan. Kita yang lebih mengutamakan dunia juga diajak untuk menyelami samudera kehidupan akhirat. Hmm andai saya bisa membacakan semuanya untuk anda, pasti sudah saya buatkan audio. ^^

Happy reading..

Post a Comment

0 Comments