Menunggu malam, sambil blogging


Menunggu malam, sambil blogging


Seorang pengangguran

Setiap hari sabtu dan minggu saya selalu jadi pengangguran. Ini karena setiap hari saya tidak punya kegiatan lebih setelah pulang bekerja. Hari saya kerja hanya sampai hari sabtu, itu pun setengah hari. Maka dari itu saya selalu jadi pengangguran setelah b.erja. 

Saya tidak mau waktu saya terbuang sia-sia. Andai kata ada waktu senggang saya menyempatkan membaca . Bajku atau blogging. Termasuk hari ini, padahal tadinya saya mau pulang ke Bogor. Namun karena ada yang harus saya selesaikan. Maka saya harus menunggu hingga malam tiba.


Kok rahasia sekali ya sepertinya?.

Tidak, ini bukan sesuatu yang harus saya rahasiakan kok. Saya hanya mendapat tugas membeli sebuah casan yang harganya hanya Rp.15.000-an di pasar malam jiung. Itung-itung sekalian belanja. Dari jam 1 tadi saya ditemani my best friend, lepi dan hepi. Siapa mereka? Yaa anda bisa terjemahkan sendiri kan?. 

Lepi itu adalah teman paling baik yang saat ini selalu saya pijit tombolnya. Tiap hari dia menyala hampir 7 jam. Gak pernah ngeluh didepan saya. Baik banget kan?. Entah kapan dia akan sakit kalau saya geber terus menerus hingga 7 jam. Laptopku yang malang.

Hepi juga sama, dia itu pinter, mungil dan selalu menemani saya dan lepi. Dia juga tidak pernah menjerit kalau sudah panas. Lha wong benda mati kok mau menjerit?. Hmm maafkan aku hepi.

Saya nih kalau diblog lebai banget bahasanya, coba nanti kunjungi saya. Dijamin ngumpet kaya keong. Saya ini pemalu tapi kalau ada urusan seperti belajar blogging saya gak malu-malu untuk bertanya. 

Minggu tanggal 2 November pun saya akan jadi pengangguran seharian. Haha 
Tidak, besok saya ada kegiatan. nantikan kisah pengangguran yang mencoba blogging pada episode selanjutnya. 

Magrib dulu coy!

Setelah sholat magrib, saya langsung tancap gas menuju kawasan kemayoran gempol. Namun sebelumnya saya gesek dulu atm saya dimesin ATM. 

Malam begini ternyata kota metropolitan nomer 6 didunia ini ternyata ramai sekali ya?. Nyebrang saja susah, harus sabar menunggu lalu lalang mobil dan motor yang semrawut.

Naik kopaja 24 alhamdulillah dapet tempat duduk. Biasanya naik bus mini yang memilki rute dari terminal senen sampai terminal tanjung priok ini harus berdesak-desakan. Sampai-sampai harus dijejalkan kedalam layaknya pakaian.

Setelah sampai pasar jiung, saya mencari 2 buah charger  untuk ponsel jadul milik ibu saya yang sudah udzur. Usianya bahkan lebih tua dibanding usia kucing saya di Bogor. Hmm dan ternyata dugaan saya tepat sekali. Dua buah handphone itu tidak bisa di charge. 

Satunya merek mie 2 dan satunya lagi merek xxl. Yah, saya tidak putus asa, saya cari lagi kekonter yang lain sambil melihat-lihat  baju. Dan setelah ketemu, hasilnya sama saja. Tetap tidak bisa dicharge. Akhirnya saya pasrah saja. Saya harus pulang tanpa membawa hasil.

Tidak menemukan apa yang saya cari, akhirnya saya langsung pulang kerumah. Dan langsung berkemas untuk pulang ke Bogor. Maklum,  ibu tercinta menanti dirumah.

Saya agak terburu-buru, soalnya harus mengejar kereta api. Ehem, maksudnya jadwal kereta api itu hanya sampai jam 10. Kalau saya telat, habislah sudah. 

Sekarang saya sudah naik kereta dan akan menghabiskan malam dengan hepi.   Mencoba aplikasi baru untuk mensketsa. 


Happy week end..

Post a Comment

0 Comments