Renungan
Apa yang mas lakukan kalau waktu didunia hanya 6 bulan lagi?
Sebuah kalimat tanya diajukan teman kerja saya. Rasanya itu pertanyaan yang tidak biasa. Itu seolah-olah ada yang mampu memprediksi umur saya?. Namun itu bukan pertanyaan yang benar-benar dia ajukan dengan sengaja. Ia hanya membaca buku dan setelah itu langsung menanyakan hal serupa dengan apa yang baru saja ia baca. Tentu saya menjawab.
" Saya ingin berkumpul dengan keluarga, menikmati waktu bersama. Membuat uang yang susah payah saya kumpulkan menjadi lebih bermanfaat untuk banyak orang agar kelak saat tiba waktunya, saya bisa dengan tenang pergi dari dunia". Itu jawaban saya.
Dia langsung menjawab " Kalau saya ingin menikah, ingin punya anak, ingin merasakan jadi ibu dan semua-muanya sehingga tidak ada lagi kata 6 bulan". Hmm jawaban yang briliant dari seorang yang baru saja lulus sekolah.
Apa jawaban anda?. Apakah sama dengan saya?. Saya yakin sangat berbeda. Saya akan coba membandingkan 2 buah pemikiran antara saya dan teman saya, manakah jawaban yang lebih baik.
1.Berkumpul dengan keluarga
Bagi saya, keluarga itu nomer satu. Saya lahir, tumbuh, menjadi remaja, hingga sampai saat ini masih hidup dan terus berjuang. Semuanya adalah dengan dukungan keluarga. Ada ibu yang sangat saya cintai, ada ayah yang sangat saya sayangi, adik kecil yang sudah tidak kecil lagi dan kakak perempuan satu-satunya. Mereka adalah bagian dari hidup saya. Susah, senang, menangis, tertawa, semuanya adalah kenangan terindah yang lebih berharga dari apapun. Saya sering menunjukan rasa cinta saya kepada ibu dengan mencium pipi dan keningnya. Meski sudah dikatakan bujangan, saya tetap mencium ibu saya. Anda?
Ayah, dia sudah berkorban jiwa raga untuk menghidupi keluarga. Saya ingat sekali ketika saya masih kecil, ayah saya harus merawat 2 orang anak balita sekaligus disaat ibu saya berdagang. Tanda cinta kasih beliau masih membekas dihati ini. Dan untuk menunjukan cinta tersebut, saya hanya bisa berdoa agar beliau selalu diberi kesehatan. Selain itu cara terbaik adalah dengan menurut terhadap segala perintah ayah..
Adik dan kakak, rasanya senang sekali bila bisa bercanda lagi seperti dulu. Saya ingat sewaktu kecil, saya sering bertengkar dengan mereka. Oleh adik saya, saya pernah diberi hadiah berupa lemparan batu yang tepat mengenai kepala saya. Uuh rasanya sakit bukan main, benjol dan berdarah. Maklum, batunya tidak kecil. Hehe.
Kakak, rebutan remot dengan kakak saya adalah hal yang masih saya ingat sampai sekarang. Nonton TV adalah momen terbaik saya dengan dia. Orang tua saya dulu menitipkan saya ke nenek karena harus bekerja di Bogor, selama 3 bulan sekali baru mereka pulang untuk melepas rasa kangen dan bernostalgia. Pada saat itulah saya bisa menonton TV sepuasnya, karena kalau tidak ada ayah dan ibu, kami harus membantu nenek bekerja mencari batu-batu rejeki yang hanya dengan itulah kami bisa makan enak.
2.Membuat uang yang saya kumpulkan bisa bermanfaat
Orang sering mengira saya punya banyak uang, padahal tidak juga. Mereka hanya kurang disiplin dalam hal keuangan sehingga mereka mengira bahwa uang yang saya punya lebih banyak dari mereka. Mereka selalu belanja diawal bulan, menghamburkan uang untuk senyum sesaat dan mengabadikan foto ke album foto dan selesai. Tidak ada sesuatu untuk orang lain. Saat akhir bulan, mereka merasa uang mereka tidak cukup sehingga mengharuskan meminjam uang kepada orang lain. Hmm setelah meminjam mereka lalu masih saja tidak hemat, uang pinjaman pun habis dan mereka menggali lagi lubang yang lebih dalam. Awal bulan, mereka melakukan hal yang sama dan tidak belajar lagi, tidak melihat-lihat lagi kebelakang, tidak berkaca bahwa, "hidup itu harus prihatin". Yah.. itu mereka. Saya?
Saya terus menerus mengumpulkan uang, tidak perduli walau harus kelaparan. ehem.. jangan sampai sih. Walau saya harus makan garam, (jangan juga..). Walau saya harus tidur dengan alas lantai.. (teman saya). Hmm itu semua akan dilakukan orang "sukses". Dalam artian mereka tahu bahwa dengan berkorban saat ini, mereka bisa bersenang-senang diwaktu nanti. Itu intinya, dan yang saya lakukan setiap awal bulan adalah Bayar kontrakan, beli peralatan mandi, beli perkakas yang diperlukan semisal teko dan charger atau apapun, yang penting itu adalah prioritas utama. Dan selanjutnya, uang makan perbulan dibatasi. Artinya ada sebagian uang yang saya masukan ketabungan dan "TIDAK BOLEH DIAMBIL" apapun yang terjadi. Sehingga dengan sisa uang yang tidak masuk tabunganlah saya harus hidup selama sebulan full.
Lalu jika hal demikian terjadi pada saya, 50% saya saya bagi-bagikan untuk kepentingan ummat (jika belum berumah tangga). Dan sisanya untuk ayah ibu tercinta, adik saya, keponakan dan semua orang dikeluarga yang pernah berbagi tangis dan tawa bersama saya.
Jawaban teman saya,
Kalau dilihat dari sisi motivasi, jawaban dia akan memperpanjang umur. Dengan melupakan apa kata orang pintar, apa kata tukang obat dan sebagainya dan terus mensyukuri nikmatnya, keajaiban akan terjadi. InsyaAllah pasti!.
Jadi pemenangnya adalah?. Teman saya.. Harapan saya, semoga teman saya ini juga menemukan blog saya supaya dia tahu kalau pertanyaannya sudah menginspirasi banyak orang. Terimakasih teman..
eh.. jangan pergi dulu.. coba baca yang ini : Kubawakan kau bunga
Post a Comment
2 Comments
Kalau saya sih melakukan solat taubat setiap malam...
ReplyDeleteHmm jawaban itu juga termasuk jawaban saya.. pertanyaan ini sebenarnya menjebak mas.. karena tidak mungkin kita tahu umur kita. Benar?
DeleteBerkomentarlah yang baik dan sopan.
Jangan berkomentar diluar dari Topik (OOT)
Diharap untuk tidak menempelkan link dalam bentuk apapun.
Komentar dengan link akif maupun non-aktif tidak akan ditampilkan.
Terimakasih.