Usia bukan alasan tidak bisa baca Al-Quran

Tidak bisa membaca Al-Quran?. Malu belajar karena sudah tidak lagi muda?. Hm anda perlu menyimak cerita ini karena insyaAllah mengandung motivasi agar anda bisa membaca Al-Quran tanpa memandang usia.

Kami menyebutnya donatur utama. Ia adalah seorang yang cukup kaya di kampung kami yang terletak dipinggiran rel kereta api. Pimpinan ponpes kami sering menyebutnya dengan istilah komplek DPR, atau Daerah Pinggiran Rel. Disitu berdiri sebuah pondok pesantren yang semula adalah tempat pembuangan sampah. Kini setelah 5 tahun lebih, daerah yang katanya merupakan kampung cabe-cabean ini berubah menjadi tempat yang lebih baik. Bahkan mushola yang dulu airnya tidak mengalir saja kini sudah dapat dipakai untuk sholat. Setiap ada acara apa saja yang diadakan di ponpes kami, beliau ini selalu memberi donasi yang tidak tanggung-tanggung. Yang jelas amat besar.




Semakin hari ia semakin dikenal oleh masyarakat luas akan kedermawaanannya. Jelas semua orang jadi sangat mengharapkan 'percikan' ilmunya. Akan tetapi tak disangka, orang yang dermawan luar biasa ini ternyata belum bisa membaca Al-Quran. Beliau yang mengatakannya didepan kami saat mengaji. "Bapak mah tidak bisa membaca Al-Quran, ini juga baru belajar alip-alipan", begitu tutur beliau.

Perkatan bapak donatur tersebut jadi membesarkan hati saya. Dulu saya sempat berfikir bahwa saya adalah orang yang paling telat. Baru mengaji saat masuk SMK. Baru belajar alip-alipan. Pernah ketahuan tidak bisa membaca surat yasin dan banyak sekali ketidak bisaan lainnya. Ternyata saya salah. Bapak ini yang membuat saya jadi 'tidak telat'. Jikalau tidak ada beliau, mungkin saya berpikir bahwa masuk pondok saat SMK itu adalah hal yang paling bikin malu. Bayangkan, anak SD-SMP saja sudah bisa baca Al-Quran?. Masa saya sudah bangkotan begini iqro saja belum bisa?. "Hmm terlalu tua buat masuk pondok.", isi hati saya waktu itu.

Tapi kini semua pikiran tersebut sudah saya buang jauh-jauh. Saya kagum terhadap semangat beliau dalam menuntut ilmu. Memang belajar diwaktu tua itu bagai melukis diatas air. Susah sekali, tetapi itu bukanlah alasan beliau untuk menyerah. Selama ada waktu untuk belajar bahkan dikatakan dalam hadis sampai ke liang lahat, wajib hukumnya untuk menuntut ilmu. Dan beliaulah orang yang dimaksud dalam hadist tersebut.

Renungan

Sebagai orang tua, terkadang ada hal yang terlupakan. Seorang anak butuh pendidikan Agama sejak dini. Karena ketika masih muda, semua bisa dipelajari dengan mudah. Namun banyak orang tua yang lebih mengutamakan pendidikan non formal seperti les vokal atau lainnya yang sifatnya duniawi. Bukan tidak boleh, itu boleh-boleh saja, tetapi menurut pendapat saya jika orang tua sayang terhadap masa depan anaknya, maka yang diutamakan adalah Agama terlebih dahulu baru yang lain.

Saat ini banyak remaja yang hafal lagu barat, sampai ratusan lagu dia hafal. Tapi kalah dengan anak usia 5 tahun yang bahkan sudah hafal juz 30. Hal ini karena anak tersebut sedari lahir mungkin sudah diberikan pendidikan Agama. Sehingga kelak jika ia tumbuh besar, akan menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlaq mulia. Sedangkan saya, sejak kecil tidak mendapat pendidikan Agama yang cukup (mondok). Hanya mengandalkan pelajaran dari guru Agama disekolah yang mengajar 2 jam selama seminggu. Cukupkah itu?. Beruntung saya tetap mengenyam pendidikan Agama dari pondok pesantren selama SMK.

Jika bapak tadi saja masih belajar membaca dari alif-alifan, seharusnya yang muda tertutama bagi yang belum bisa membaca Al-Quran, memulailah membaca Al-Quran, belajar sekarang juga. Mumpung masih muda, mumpung masih banyak waktu.

Berapapun usia kita, itu bukanlah alasan untuk berkata "saya terlalu telat untuk belajar membaca Al-Quran". Selagi ada waktu, gunakan!

Post a Comment

5 Comments

  1. Siap Mas Ary!! Selama nyawa masih nempel di badan, nggak ada kata terlambat buat belajar dan belajar. Yang paling penting adalah NIATnya. Bener nggak Pak Ustadz???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap juga mas Hendra, gimana tadz? Bener nggak tuh hehe..

      Delete
  2. Siip mas :) Jangan malu untuk belajar, meskipun itu telat tapi itu lebih baik dari pada tidak sama sekali :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju. Lebih baik telat, dan lebih baik lagi tidak telat ^^

      Delete
    2. Saking takut telat, sampe nggak mau belajar, xixixi

      Delete

Berkomentarlah yang baik dan sopan.
Jangan berkomentar diluar dari Topik (OOT)
Diharap untuk tidak menempelkan link dalam bentuk apapun.
Komentar dengan link akif maupun non-aktif tidak akan ditampilkan.
Terimakasih.